Tiongkok ‘Batuk’, Ekspor RI Auto ‘Demam’? Nasib Batu Bara Kita!

Tiongkok ‘Batuk’, Ekspor RI Auto ‘Demam’? Nasib Batu Bara Kita!

Selama ini, Tiongkok itu kayak ‘mesin’ yang nggak ada matinya. Borong batu bara, CPO (sawit), dan nikel kita. Tapi… ‘mesin’ itu sekarang lagi ‘masuk angin’. Ekonomi mereka lagi lesu, properti ambruk, dan belanja nggak ‘segacor’ dulu.

Terus, apa urusannya sama kita? Gawat, Bro! Indonesia itu ‘langganan’ utama Tiongkok. Kalau ‘bos’-nya ngerem belanja, siapa yang mau beli hasil tambang & kebun kita? Harga komoditas di pasar global bisa auto-ambyar.

Waktunya ‘Selingkuh’ dari Tiongkok?

Ini ‘tamparan’ keras. Kita nggak bisa selamanya ‘nyusu’ ke satu negara. Ini momentum ‘maksa’ kita buat gercep cari pasar baru. Afrika, Asia Selatan, Eropa Timur. Susah? Jelas. Tapi kalau nggak dimulai dari sekarang, kita bakal ‘boncos’ terus-terusan tiap Tiongkok lagi ‘sakit’.

Selain cari pasar baru, ‘hilirisasi’ (mengolah barang mentah) jadi kunci. Jangan jual ‘mentah’ lagi. Jual barang jadi yang nilainya lebih tinggi. Jadi, meski Tiongkok belinya dikit, cuan kita tetap tebal. Itu baru smart!

Intisari:

  1. Ekonomi Tiongkok (China) sedang mengalami perlambatan signifikan.
  2. Indonesia sangat rentan karena Tiongkok adalah mitra dagang utama ekspor komoditas (batu bara, CPO).
  3. Efek langsungnya adalah potensi anjloknya harga komoditas andalan Indonesia.
  4. Solusi jangka panjangnya adalah diversifikasi (cari pasar baru) dan percepatan hilirisasi.