Pandemi Covid-19 meninggalkan luka panjang bagi industri otomotif. Salah satu yang paling parah adalah krisis chip semikonduktor yang melumpuhkan produksi mobil di seluruh dunia.
Chip adalah otak bagi mobil modern. Dari sistem infotainment hingga fitur keselamatan, semuanya bergantung pada semikonduktor. Tanpa chip, mobil canggih hanyalah rangka kosong.
Kelangkaan chip membuat pabrik harus menghentikan produksi, menunda pengiriman, bahkan membatalkan model baru. Kerugian miliaran dolar pun tak terelakkan.
Penyebab krisis ini beragam: lonjakan permintaan elektronik, gangguan rantai pasok global, hingga kebijakan proteksionis negara produsen chip.
Industri otomotif kini sadar bahwa ketergantungan pada satu wilayah produksi chip adalah risiko besar. Oleh karena itu, banyak perusahaan berinvestasi membangun pabrik chip lokal.
Namun, membangun ekosistem semikonduktor tidak mudah. Dibutuhkan modal besar, waktu panjang, dan tenaga ahli yang terbatas.
Meski pasokan mulai membaik, industri otomotif masih menghadapi ketidakpastian. Krisis chip menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya diversifikasi rantai pasok.
Kesimpulannya, masa depan otomotif akan sangat bergantung pada stabilitas industri semikonduktor. Tanpa chip, mobil pintar hanyalah mimpi yang tertunda.