Jebakan ‘Paylater’ dan Cara Bijak Menggunakannya

Jebakan ‘Paylater’ dan Cara Bijak Menggunakannya

Fitur ‘Buy Now, Pay Later’ (BNPL) atau Paylater telah menjadi salah satu metode pembayaran paling populer di kalangan anak muda Indonesia. Kemudahan untuk mendapatkan barang sekarang dan membayarnya nanti memang sangat menggoda. Namun, di balik kenyamanannya, tersembunyi jebakan utang konsumtif yang bisa merusak kesehatan finansial jika tidak digunakan dengan bijak.

Psikologi di Balik Godaan Paylater

Daya tarik utama Paylater adalah kemampuannya untuk menghilangkan “rasa sakit” saat membayar. Dengan menunda pembayaran, otak kita tidak langsung merasakan dampak finansial dari sebuah pembelian. Hal ini secara psikologis mendorong kita untuk melakukan pembelian impulsif dan membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan atau bahkan tidak kita mampu.

Risiko Bunga dan Denda yang Menumpuk

Meskipun banyak yang menawarkan cicilan 0%, jika Anda terlambat membayar tagihan, bunga dan denda Paylater bisa sangat tinggi dan menumpuk dengan cepat. Satu keterlambatan kecil bisa dengan mudah membengkak menjadi utang yang sulit untuk dilunasi. Selain itu, riwayat pembayaran yang buruk di Paylater juga akan tercatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK, yang dapat menyulitkan Anda saat mengajukan kredit lain seperti KPR di masa depan.

Cara Menggunakan Paylater Secara Bijak

Paylater bisa menjadi alat yang berguna jika digunakan dengan benar. Aturan utamanya adalah: gunakan hanya untuk kebutuhan mendesak atau barang produktif, bukan untuk keinginan konsumtif. Selalu pastikan Anda memiliki dana untuk melunasi tagihan tersebut saat jatuh tempo. Jangan pernah menggunakan limit Paylater melebihi 30% dari pendapatan bulanan Anda, dan aktifkan notifikasi pengingat pembayaran agar tidak pernah terlambat.

Intisari:

  1. Pedang Bermata Dua: Paylater menawarkan kemudahan, namun juga menyimpan jebakan utang konsumtif yang berbahaya.
  2. Dorongan Impulsif: Kemudahan menunda pembayaran secara psikologis mendorong perilaku pembelian impulsif.
  3. Risiko Tersembunyi: Hati-hati dengan bunga dan denda keterlambatan yang tinggi serta dampak negatif pada skor kredit Anda (SLIK OJK).
  4. Gunakan dengan Bijak: Gunakan hanya untuk kebutuhan mendesak, jangan melebihi 30% pendapatan, dan selalu bayar tepat waktu.