Berlin – Media sosial telah menjadi platform utama untuk Aktivisme Digital (Digital Activism), memungkinkan gerakan sosial dan politik menyebar dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menjangkau audiens global. Dari tagar hingga petisi online, teknologi telah mendemokrasikan partisipasi politik.
Namun, efektivitas aktivisme digital sering dipertanyakan oleh fenomena Slacktivism—tindakan dukungan minimal yang hanya memerlukan sedikit usaha, seperti menyukai postingan atau membagikan link, yang memberikan pelakunya ilusi telah berkontribusi tanpa mengambil risiko atau tindakan nyata di dunia fisik. Slacktivism berpotensi menguras energi gerakan dan mengalihkan fokus dari perubahan struktural yang sulit.
Gaya hidup aktivisme digital yang sehat menuntut keseimbangan. Pengguna didorong untuk menggunakan platform digital tidak hanya sebagai tempat untuk menyuarakan dukungan, tetapi sebagai alat pengorganisasian, penggalangan dana, dan mobilisasi untuk aksi nyata. Tantangannya adalah mengubah likes menjadi action dan memastikan engagement digital bermuara pada dampak sosial yang substansial.

 