Kreativitas yang dulu dianggap milik eksklusif manusia kini mulai ditantang oleh mesin. Hadirnya AI musisi membuat lagu bisa diciptakan tanpa campur tangan manusia sama sekali.
Dengan algoritma machine learning, AI bisa menganalisis ribuan lagu dari berbagai genre, lalu menghasilkan komposisi musik baru yang terdengar orisinal.
Keunggulannya adalah kecepatan dan variasi. AI bisa menciptakan puluhan lagu dalam hitungan menit, menyesuaikan mood, tempo, bahkan preferensi personal pendengar.
Beberapa platform musik sudah memanfaatkan teknologi ini untuk membuat musik latar film, iklan, hingga konten digital. Biayanya jauh lebih murah dibanding menyewa komposer manusia.
Namun, muncul pertanyaan etis. Apakah karya AI bisa disebut seni sejati? Dan bagaimana nasib musisi manusia jika pasar musik dibanjiri lagu buatan mesin?
Sebagian musisi melihat AI bukan ancaman, melainkan alat bantu. Mereka menggunakan AI untuk inspirasi, membuat draft awal, atau memperkaya komposisi.
Meski begitu, risiko homogenisasi musik ada. Lagu buatan AI cenderung mengikuti pola populer, sehingga bisa mengurangi orisinalitas.
AI musisi adalah cermin masa depan seni: antara inovasi dan kontroversi. Dunia musik kini harus berdamai dengan kenyataan bahwa kreator baru telah lahir—dan ia bukan manusia.